MUHAMMAD AL-FATIH
PEMBAWA TOLERANSI AGAMA DI KONSTANTINOPEL
Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘Alamin
(Rahmat Bagi seluruh Alam).Agama yang risalahnya disampaikan oleh Nabi Muhammad
SAW dengan perjalanan yang cukup panjang dan penuh perjuangan.Islam merupakan
agama yang penuh dengan toleransi, hal ini terbukti dengan adanya
pemimpin-pemimpin islam pada masa lalu yang senantiasa memberikan kebebasan
kepada seluruh masyrakatnya untuk memilih dan menjalankan ibadahnya sesuai
dengan keyakinannya masing-masing tanpa ada paksaan dan tekanan sedikitpun,baik
secara moral maupun spiritual.
Pada masa
penaklukan kota Konstantinopel oleh Muhammad Al-fatih,Masyarakat Roma pada
waktu itu diberikan perlindungan dan kebebasan dalam beragama.Peperangan
panjang antara pasukan kaum Muslimin dan kaum kristiani romawi pada waktu itu
akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin yang dipimpin oleh Muhammad
Al-Fatih.Banyak dari kaum muslimin yang tertusuk dan terhunus oleh
pedang-pedang kaum nasrani sehingga mereka gugur di medan perang sebagai
syuhada.
Ketika bendera
kemenangan dikibarkan di atas menara kota Konstantinopel oleh seorang syuhada
yang juga seorang sahabat sekaligus guru latih
pedang Muhammad Al-fatih bernama Hasan.Maka saat itulah genderang
kemenangan di tabuh dan kota konstantinofel pun jatuh dan bertekuk lutut di bawah kekuasaan daulah islamiyah yang dipimpin
oleh Muhammad Al-fatih.Saat Gerbang Roma terbuka menganga,saat itulah derap
langkah kaki sang pemimpin islam mendekati dan membuka gerbang Gereja Aya
Sophia yang merupakan gereja terbesar kala itu.Kelembutan,Ketegasan seorang
Al-fatih mampu memberi selimut ketenangan dan ketentraman yang hakiki pada
penduduk roma yang saat itu sedang berkumpul di dalam gereja.Pria,Wanita dan
anak-anak memberi salam kemengan kepada beliau sembari mengulurkan tangan dan
jiwa mereka dalam genggaman sang penakluk kota Konstantinopel yakni Muhammad
Al-fatih.
Wajah-wajah tak
perdaya terpancar dari raut barisan wanita Roma,tingkah lucu dan kepolosan
anak-anak romawi menyambut hangat kehadiran sang pemimpin Islam dan
risalahnya.Pendeta dan para ahlikitab kaum nasrani tertunduk layu penuh
kepasrahan seakan mereka berkata “Wahai
Al-Fatih,pembawa risalah dari timur,jika hari ini engkau mengajak kami untuk
memasuki agamamu,maka sungguh kami tidak akan menolak sedikitpun,karena
jiwa,harta,anak dan isteri-isteri kami saat ini dalam genggamanmu”.
Tatapan tajam
penuh makna,umbaran senyum menyeruak mengheningkan gemuruh ketakutan yang
sebelumnya menyelimuti kota Konstantinopel.Dengan langkah penuh kemenangan dan
kejayaan,diatas permadani keyakinan akan kebenaran Islam,sang penakluk
melangkah mendekati kerumunan kaum Nasrani
yang tersudut dalam kekokohan dan kemegahan Aya Sophia.Ratusan hingga
ribuan pasang mata terpusat pada satu wajah putih yang berlumuran dengan sinar
kewibawaan dan keimanan.Dengan tenang sang penakluk Berkata “wahai
kaum Konstantinopel,hari ini bendera-bendera Islam telah bertengger di menara
kota kalian,sebentar lagi suara-suara adzan akan menghiasi kota
kalian,sesungguhnya kami datang untuk menghapus kesombongan yang kalian lukis
di atas dinding-dinding kota kalian.Hari ini kota kalian akan dipenuhi oleh
manusia berjubah putih pembawa kebenaran,mereka akan menjadi saudara
kalian,begitu juga kalian akan saling mengunjungi mereka.Lantunan Iqomah akan
selalu mengiring waktu-waktu sholat kami di kota ini,namun lonceng-lonceng
kalian tidak akan kami turunkan,dia akan tetap berbunyi saat kalian menabuhnya
nanti.Lantunan Kitab suci Al-qur’an akan membuyarkan pesta jahiliyah kalian akan
tetapi Al-kitab kalian akan tetap terbuka dan terbaca di kota ini.sesungguhnya
agama kami adalah Rahmat bagi seluruh Alam.Kami tidak akan memaksa kalian untuk
bersujud di atas sajadah kami,tapi kami siap memenggal kepala kalian saat kaki
dan tangan kalian merusak akidah dan keyakinan kami”.
Kisah pejuang
Islam Muhammad Al-fatih telah menggoreskan pena sejarah tentang keberanian dan
perjuangan kaum muslimin dalam menapakan Risalah Islam di kota jahiliyah
konstantinofel.Dari rangkaian kisah perjalanan Islam di konstantinofel yang
tidak memaksakan masyarakatnya untuk memeluk agama Islam merupakan salah satu
bukti besar akan adanya toleransi umat beragama.Hal ini patut di katakana bahwa
Islam adalah cahaya di kota Konstantinopel.
Kebesaran dan
kejayaan Islam di Konstantinopel tinggalah sepotong cerita yang terhunus oleh
keserakahan pemimpin-pemipin Islam kala itu ditambah dengan gencarnya tipudaya kaum Nasrani yang memberikan
angan-angan dengan penuh tipu muslihat kepada kaum Muslimin.Pemurtadan dan pembataian
akidah Islam yang dilakukan kaum Nasrani berbuah manis sehingga menyebabkan
runtuhnya Daulah Islamiyah di kota tersebut.
Kini,Cahaya di Kota Konstantinopel meredup
diterpa angin keserakahan dan kesombongan belaka.Suara adzan hanya tinggal
biasan semata.Bangunan-bangunan tua bertuliskan kaligrafi hanya mampu berdiri
tanpa bisa berbuat apa-apa.Mereka membisu kepada siapa saja yang menyapanya
seolah mereka enggan dan malu saat di Tanya.
Konstantinopel,walau
cahaya Islam kini meredup di negerimu,tapi kami yakin engkau
merindukannya.karena sesungguhnya bendera dan risalah kami lah yang mampu
menyurutkan pesta pora jahiliyah di negerimu.