November 16, 2015

kisah teladan : Kisah seorang supir pengangkut Barang Yang Meninggal Saat Shalat Sunnah Qobliyah



Episode #1

“H. Nashim kaget saat melihat aceng yang masih menjalankan shalat sunnah qabliyah isya’
tiba-tiba oleng ke kiri. Di rakaat kedua , menjelang tahiyat itu,
Aceng tertelungkup dan langsung tidak sadarkan diri”

Sebentar lagi waktu maghrib tiba.Achmad Matin yang akrab dipanggil Aceng,sudah rapi sekali petang itu.Ia mengenakan baju koko warna abu-abu dengan peci dikepala dan kain sarung.Seperti hari-hari biasa, menjelang maghrib,laki-laki ini tengah mempersiapkan diri untuk melaksanakan rutinitas shalat maghrib berjamaah  di musholla Al Huda yang jaraknya kurang lebih 150 M dari rumahnya. Selagi sehat dan nyawa dikandung badan, tak ingin sekalipun ia meninggalkan shalat berjama’ah, rasanya rugi sekali jika tidak mengikuti shalat berjamaah, karena keutamaan shalat berjamaah  lebih utama dibanding shalat sendirian dirumah.
Hari itu langit yang bergantung di atas kota Bekasi tampak terlihat cerah menyorot. Lalu lalang kendaraan yang melintas di jalan raya lamat-lamat terdengar dari rumah Aceng. Sesaat setelah meneguk segelar air putih yang sedari tadi sudah dipegangnya, Aceng pun segera mengayunkan langkah kakinya menuju musholla untuk melaksanakan shalat berjamaah. Saat berada di halaman rumahnya,sejenak acengpun menatap senja dan kerumunan kelelawar yang terbang mengitari halaman rumahnya,burung-burung sriti yang tampak bergegas hendak kembali ke sarangnya seolah menguas langit yang memancarkan semburat merah pertanda malam sebentar lagi akan tiba.
“Bismillahirahmanirrahim” ucap Aceng seraya melangkahkan kakinya dengan mantap dan penuh keikhlasan.
Seulas senyum kerap menggurat bibirnya  melangkahkan kakinya dengan mantap dan penuh keikhlasan.
Seulas senyum kerap menggurat indah di bibirnya kala berjumpa dengan semua orang yang menyapanya di sepanjang jalanan.Tak berselang lama adzan maghrib pun berkumandang. Aceng yang sudah ada di musholla segera melakukan shalat maghrib berjamaah. Seperti biasa,Ba’da maghrib Aceng berzikir sejenak.lantas diselal-sela menuggu waktu sahalat Isya’ Aceng bercekrama dengan jamaah lainnya.
“Sehabis shalat maghrib dan zikir kita ngobrol-ngobrol bercengkrama sesama jamaah”.Tutur H.Husaidi tetangga Aceng.
Seperti biasa,H.Jamhari memukul bedug pertanda waktu Shalat isya’ telah tiba.Aceng yang kebetulan masih memiliki wudhu bersiap-siap mengumandangkan adzan,kebutulan waktu itu ia bertindak sebagai muadzin di musholla Al-Huda.Setelah kalaimat adzan selesai dikumandangkan,tanpa komando semua jamaah yang yang sudah berada dalam musholla segera melakukan shalat Qabliyah Isya’ tak terkecuali Aceng.
Para Jamaah tidak melihat gejala apapun pada diri Aceng,semuanya normal-normal saja.Mulai Takbir hingga menjelang tahiyat.Akan tetapi begitu sujud di rakaat kedua yang semestinya dilanjutkan dengan tahiyat,lelaki setengah baya itu tak dapat menguasi tubuhnya lagi.Perlahan-lahan tubuh Aceng mendadak oleng ke kiri seperti hendak salam terakhir.tubuhnya tersungkur dan tak sadarkan diri.
Jelas saja suasana seperti ini mengagetkan semua jamaah yang berada di musholla itu.H.Nashim yang posisinya berada disebelah kanan Aceng  dan sudah selesai melaksanakan shalat Qabliyah sempat berkata “lho…lho…lhooo…” begitu mengetahui tubuh Aceng oleng sebelum menyelsaikanshalat Qabliyahnya.
Iapun langsung menghapiri Aceng yang tertelungkup sementara H. Husaidi yang baru saja menyelesaikan shalat sunnah Qabliyah nya langsung ikut membantu mengangkat tubuh Aceng.
Tubuh aceng diangkat,para jamaah mencoba memberi minum air mineral,namun ternyata aceng sudah tak bergerak lagi, mulutnya terkunci dan terdiam seribu bahasa, kedua matanya sudah tertutup rapat.
Sadar bahwa tak ada respon lagi dari Aceng,para jamaah merebahkan tubuh Aceng,tentu saja kondisi seperti ini sempat membuat panik  para jamaah yang hendak melaksanakan shalat Isya’.Lima menit sudah berlalu,tanda tanda kehidupan sepertinya sudah tidak ada lagi pada diri Aceng.Sampai akhirnya kepasian itu datang dari seorang dokter yang memeriksanya yang sengaja dipanggil ke Musholla.
Dokter itu menggeleng-gelengka kepala sebagai isyarat bahwa kehidupan tak lagi berpihak kepada Aceng, Yaaa  Aceng sudah meninggal Dunia.
Kabar kematian Aceng santer terdengar disekitar musholla.Para warga sekitarpun berdatangan ke musholla untuk memastikan kebenaran berita tersebut.Ada rasa penasaran mengingat senandung adzan Isya’ yang dikumandangkan Aceng masih terngiang di telinga,namun tak berselang lama mereka mendengar kabar kematiannya. Mereka haru sekaligus kagum medengar kematian Aceng yang meninggal dimusholla saat melaksanakan shalat sunnah qabliyah.
“Kita gotong ramai-ramai kerumahnya” ucap salah satu jamaah.ternyata sesampai di tempat pintu rumahnya terkunci. Rupanya istri dan anak-anaknya sedang tidak ada di rumah.Namun tak berselang lama mereka pulang.
Ada kesedihan yang menyelimuti raut seisi keluarga karena orang terbaik di sisi mereka kini telah pergi meninggalkan mereka.Apalgi Istri dan anak-anaknya.Akan tetapi mereka tetap tak bisa berbuat apa-apa,dengan kesedihan yang mendalam mereka akhirnya menerima kenyataan dengan lapang dada dan keihklasan. Walaupun sedih, namun ada setangkup kebahagiaan di wajah sang istr.Pasalnya diketahui dari penuturan para jamaah di musholla Al-Huda bahwa suaminya meninggal saat menjalankan shalat  sunnah Qabliyah Isya’

No comments:

Post a Comment

"Terima Kasih atas kunjungannya,silahkan tinggalkan pesan dan komentar anda"