Episode #1
“H. Nashim kaget saat melihat aceng yang
masih menjalankan shalat sunnah qabliyah isya’
tiba-tiba oleng ke kiri. Di rakaat kedua
, menjelang tahiyat itu,
Aceng tertelungkup dan langsung tidak
sadarkan diri”
Sebentar lagi waktu maghrib
tiba.Achmad Matin yang akrab dipanggil Aceng,sudah rapi sekali petang itu.Ia
mengenakan baju koko warna abu-abu dengan peci dikepala dan kain sarung.Seperti
hari-hari biasa, menjelang maghrib,laki-laki ini tengah mempersiapkan diri
untuk melaksanakan rutinitas shalat maghrib berjamaah di musholla Al Huda yang jaraknya kurang
lebih 150 M dari rumahnya. Selagi sehat dan nyawa dikandung badan, tak ingin
sekalipun ia meninggalkan shalat berjama’ah, rasanya rugi sekali jika tidak
mengikuti shalat berjamaah, karena keutamaan shalat berjamaah lebih utama dibanding shalat sendirian
dirumah.
Hari itu langit yang bergantung di
atas kota Bekasi tampak terlihat cerah menyorot. Lalu lalang kendaraan yang
melintas di jalan raya lamat-lamat terdengar dari rumah Aceng. Sesaat setelah
meneguk segelar air putih yang sedari tadi sudah dipegangnya, Aceng pun segera
mengayunkan langkah kakinya menuju musholla untuk melaksanakan shalat
berjamaah. Saat berada di halaman rumahnya,sejenak acengpun menatap senja dan
kerumunan kelelawar yang terbang mengitari halaman rumahnya,burung-burung sriti
yang tampak bergegas hendak kembali ke sarangnya seolah menguas langit yang
memancarkan semburat merah pertanda malam sebentar lagi akan tiba.
“Bismillahirahmanirrahim”
ucap
Aceng seraya melangkahkan kakinya dengan mantap dan penuh keikhlasan.
Seulas senyum kerap menggurat
bibirnya melangkahkan kakinya dengan
mantap dan penuh keikhlasan.
Seulas senyum kerap menggurat indah
di bibirnya kala berjumpa dengan semua orang yang menyapanya di sepanjang
jalanan.Tak berselang lama adzan maghrib pun berkumandang. Aceng yang sudah ada
di musholla segera melakukan shalat maghrib berjamaah. Seperti biasa,Ba’da
maghrib Aceng berzikir sejenak.lantas diselal-sela menuggu waktu sahalat Isya’
Aceng bercekrama dengan jamaah lainnya.
“Sehabis shalat maghrib dan zikir
kita ngobrol-ngobrol bercengkrama sesama jamaah”.Tutur H.Husaidi tetangga Aceng.
Seperti biasa,H.Jamhari memukul bedug
pertanda waktu Shalat isya’ telah tiba.Aceng yang kebetulan masih memiliki
wudhu bersiap-siap mengumandangkan adzan,kebutulan waktu itu ia bertindak
sebagai muadzin di musholla Al-Huda.Setelah kalaimat adzan selesai
dikumandangkan,tanpa komando semua jamaah yang yang sudah berada dalam musholla
segera melakukan shalat Qabliyah Isya’ tak terkecuali Aceng.
Para Jamaah tidak melihat gejala
apapun pada diri Aceng,semuanya normal-normal saja.Mulai Takbir hingga
menjelang tahiyat.Akan tetapi begitu sujud di rakaat kedua yang semestinya
dilanjutkan dengan tahiyat,lelaki setengah baya itu tak dapat menguasi tubuhnya
lagi.Perlahan-lahan tubuh Aceng mendadak oleng ke kiri seperti hendak salam
terakhir.tubuhnya tersungkur dan tak sadarkan diri.
Jelas saja suasana seperti ini
mengagetkan semua jamaah yang berada di musholla itu.H.Nashim yang posisinya
berada disebelah kanan Aceng dan sudah selesai melaksanakan shalat
Qabliyah sempat berkata “lho…lho…lhooo…” begitu
mengetahui tubuh Aceng oleng sebelum menyelsaikanshalat Qabliyahnya.
Iapun langsung menghapiri Aceng yang
tertelungkup sementara H. Husaidi yang baru saja menyelesaikan shalat sunnah
Qabliyah nya langsung ikut membantu mengangkat tubuh Aceng.
Tubuh aceng diangkat,para jamaah
mencoba memberi minum air mineral,namun ternyata aceng sudah tak bergerak lagi,
mulutnya terkunci dan terdiam seribu bahasa, kedua matanya sudah tertutup
rapat.
Sadar bahwa tak ada respon lagi dari
Aceng,para jamaah merebahkan tubuh Aceng,tentu saja kondisi seperti ini sempat
membuat panik para jamaah yang hendak
melaksanakan shalat Isya’.Lima menit sudah berlalu,tanda tanda kehidupan
sepertinya sudah tidak ada lagi pada diri Aceng.Sampai akhirnya kepasian itu
datang dari seorang dokter yang memeriksanya yang sengaja dipanggil ke
Musholla.
Dokter itu menggeleng-gelengka kepala
sebagai isyarat bahwa kehidupan tak lagi berpihak kepada Aceng, Yaaa Aceng sudah meninggal Dunia.
Kabar kematian Aceng santer terdengar
disekitar musholla.Para warga sekitarpun berdatangan ke musholla untuk
memastikan kebenaran berita tersebut.Ada rasa penasaran mengingat senandung
adzan Isya’ yang dikumandangkan Aceng masih terngiang di telinga,namun tak
berselang lama mereka mendengar kabar kematiannya. Mereka haru sekaligus kagum
medengar kematian Aceng yang meninggal dimusholla saat melaksanakan shalat
sunnah qabliyah.
“Kita gotong ramai-ramai kerumahnya”
ucap salah satu jamaah.ternyata sesampai di tempat pintu rumahnya terkunci.
Rupanya istri dan anak-anaknya sedang tidak ada di rumah.Namun tak berselang
lama mereka pulang.
Ada kesedihan yang menyelimuti raut
seisi keluarga karena orang terbaik di sisi mereka kini telah pergi
meninggalkan mereka.Apalgi Istri dan anak-anaknya.Akan tetapi mereka tetap tak
bisa berbuat apa-apa,dengan kesedihan yang mendalam mereka akhirnya menerima
kenyataan dengan lapang dada dan keihklasan. Walaupun sedih, namun ada
setangkup kebahagiaan di wajah sang istr.Pasalnya diketahui dari penuturan para
jamaah di musholla Al-Huda bahwa suaminya meninggal saat menjalankan shalat sunnah Qabliyah Isya’
No comments:
Post a Comment
"Terima Kasih atas kunjungannya,silahkan tinggalkan pesan dan komentar anda"