Episode #2
“Ketika ramadhan tiba,ketekunan
Acengpun semakin menjadi-jadi.Datang lebih awal ke Musholla dan mengisinya
dengan zikir dan munajat kepada Allah swt.”
Pada hari kamis tanggal 20 Mei
2010.Jenazah Aceng dibawa ke Balaraja Tangerang.untuk dikebumikan di makam
keluarganya.Kisah meninggalnya Aceng hingga saat ini masih terkenang dan
menjadi catatan baik, terutama bagi keluarga dan kampong halamannya di kampung
Buaran Mulya Kecamatan Medan Satria Bekasi.Kematiannya dianggap banyak orang
sebagai kematian terhormat.1001 orang belum tentu mengalami kematian seperti
ini,namun Aceng mengalami kematian yang sangat istimewa.Meninggal saat
memasrahkan seluruh jiwa dan raganya Kepad Allah SWT. Inna Shalaatii wanusukii wamahyayaa
wamamatii lillahi rabbil ‘alamiin
(Sesungguhnya shalatku,ibadahku,hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah tuhan
semesta alam)
Sewaku hidupnya sebenarnya tak ada
yang berbeda dengan bapak-bapak lain di kampung buaran.Jika jam kerja,Aceng
juga bekerja untuk memberi nafkah keluarganya.Malahan dimata teman-temannya, Aceng
termasuk sosok sederhana yang baik hati
dan tak pernah bermasalah dengan orang lain.
Sehari-harinya Aceng bekerja sebagai
supir pengantar barang.Dari kerjanya itu ia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya
sesuai dengan kemampuannya .hanya saja, seiring dengan kondisi perusahaan yang
sedang menurun,order yang dikerjakan Aceng pun tak seramai dulu.Banyak karyawan
di perusahaan tersebut yang mengundurkan diri.tapi Aceng tetap bertahan meski
penghasilan yang didapatkan sangat pas-pasan.Namun Aceng tak mengeluh,ia tetap
mensyukurinya,malahan ia bisa memanfaatkan waktu longgarnya untuk semakin
mendekatkan diri kepad Allah swt.
Di usianya yang mulai beranjak tua,
Aceng merasa sangat lemah dan belum memiliki modal apa-apa saat menghadap Alla
swt. Nantinya.Mungkin selama ini ia sudah menjalankan kewajiban agama,namun ia
punya keyakinan bahwa semua itu belumlah ada artinya.
Dari sinilah tampaknya ada motivasi
besar dalam diri Aceng untk terus memperbaiki diri.Ada kesadaran bahwa hidup
yang sesungguhnya bukanlah di alam dunia ini,melainkan alam yang nantinya akan
menjadi tempat pemberhentian terakhir.Dunia hanyalah tahap awal untuk
mempersiapkan segalanya menuju titik tujuan akhir.Jika di dunia ini mempunyai
awal yang baik,mungkin perjalanannya jauh akan lebih baik dan mulus
.Sebaliknya,mustahil rasanya akan sampai di titik terakhir ketika tidak tahu
harus memulai dari mana.
Setidaknya,menurut H.Husaidi,tiga tahun
terakhir, Aceng memang lebih giat dalam soal beribadah.Sekuat tenaga ia lebih
giat menjalankan shalat berjamaah lima waktu.jika tak berbenturan dengan
pekerjaan, Aceng berusaha menjalankan shalat berjamaah di musholla al-Huda
,mulai dari dzuhur hingga shubuh.Akan tetapi jika hari-hari biasa bekerja,ia
tetap ruin berjamaah pada shalat Maghrib,Isya dan Shubuh.
“Dzuhur – Ashar suka datang,
Maghrib,Isya sampai Shubuh itu yang rutin. Aceng rajin berjamaah ke Musholla
ini mungkin lebih dari tiga tahunan” kenang H.Husaidi.
Bukan Cuma jamaah shalat lima waktu
yang rajin diikiti olah Aceng,melainkan juga pengajian rutin yang di adakan di
Mushalla Al-Huda.Biasanya Jum’at malam Sabtu,pengajian yang diisi oleh salah
satu ustadz yang mengkaji fiqih,tafsir,hadist ini tak mau ditinggalkan
Aceng.Demikian pula acara-acara keagamaan di kampung,dahaga Aceng akan ilmu
seperti tak tertahankan.
Ketika ramadhan tiba,ketekunan
Acengpun semakin menjadi-jadi.Datang lebih awal ke Musholla dan mengisinya
dengan zikir dan munajat kepada Allah swt.Bagi Aceng,ibadah bukan lagi
rutinitas yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban,akan tetapi sudah merupakan
kebutuhan hidup.
----SEKIAN----
Demikianlah kisah seorang supir
pengangkut barang yang menjemput
kematiannya dengan penuh keistimewaan.Semoga kisah ini mampu menjadi sebuah
motivasi bagi kita untuk lebih rajin lagi shalat berjamaah guna mendapatkan
kemuliaan di sisi Allah swt.
Referensi :
Kisah ini diambil dari
Majalah Hidayah terbitan tahun 2010,dengan penulis Heri Munhanif.tanpa berniat
untuk mencuri hak cipta,kisah ini di publis ulang semata –mata untuk menambah
wawasan dan syiar Islam.Semoga Allah memberikan keberkahan dan kesehatan kepada
seluruh kru Majalah Hidayah khusunya kepada beliau Heri Munhanif selaku penulis
di majalah tersebut.
No comments:
Post a Comment
"Terima Kasih atas kunjungannya,silahkan tinggalkan pesan dan komentar anda"