Apakah benar
bahwa ayat-ayat Al-Qur’an adalah hasil menjiplak dari Bibel?
Dijawab
Oleh Dr. Zakir Naik dari irf.net
Banyak kritikus mengatakan
bahwa Nabi Muhammad (saw) bukanlah penulis Qur'an melainkan dia menjiplak atau mengadaptasinya
dari literatur-literatur lainnya atau dari kitab suci sebelumnya.
1.
Muhammad belajar Qur'an dari seorang pandai besi Romawi yang beragama Kristen
Beberapa orang
kafir menuduh Nabi Muhammad s.a.w belajar Qur'an dari seorang pandai besi
Romawi, yang beragama Kristen dan tinggal di pinggiran kota Mekkah. Nabi
Muhammad s.a.w sangat sering pergi dan mengamati pandai besi tersebut melakukan
pekerjaannya. Sebuah wahyu Qur'an pun turun untuk membantah tuduhan ini. Allah
berfirman dalam surat an-Nahl[16]: 103:
"Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa
mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia
kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa)
Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa 'Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam
bahasa Arab yang terang." [Qs.
16: 103]
Bagaimana
mungkin orang yang berbahasa asing dan hampir tidak bisa bahasa Arab
mengajarkan Nabi Muhammad untuk menulis Al-qur'an yang berbahasa Arab murni dan
fasih? Mempercayai bahwa seorang pandai besi Romawi mengajarkan Nabi Muhammad
menulis Qur’an sama saja dengan percaya bahwa seorang imigran Cina yang tidak
tahu bahasa Inggris mengajarkan Shakespeare caranya menulis literatur-literatur
berbahasa Inggris.
2.
Muhammad (saw) belajar dari Waraqah - kerabat Khadijah (ra)
Hubungan Nabi Muhammad (saw) dengan para pemuka agama Yahudi dan Kristen sangat sedikit. Tokoh Kristen yang paling terkenal adalah seorang buta bernama Waraqah bin Naufal yang merupakan kerabat Khadijah (ra), istri Nabi Muhammad (saw). Meskipun keturunan Arab, namun dia adalah seorang Kristen. Nabi Muhammad (saw) hanya bertemu dengannya sebanyak dua kali. Pertama, ketika Waraqah beribadah di Ka'bah (sebelum Nabi Muhammad menjadi nabi) dan ketika itu Waraqah mencium kening Nabi Muhammad (saw). Yang kedua adalah ketika Nabi Muhammad (saw) pergi menemui Waraqah setelah menerima wahyu pertama. Waraqah meninggal tiga tahun kemudian sementara wahyu terus-menerus turun kepada Nabi Muhammad selama periode 23 tahun. Dengan demikian, hal ini menepis anggapan bahwa Waraqah adalah sumber dari isi Al-Qur’an.
Hubungan Nabi Muhammad (saw) dengan para pemuka agama Yahudi dan Kristen sangat sedikit. Tokoh Kristen yang paling terkenal adalah seorang buta bernama Waraqah bin Naufal yang merupakan kerabat Khadijah (ra), istri Nabi Muhammad (saw). Meskipun keturunan Arab, namun dia adalah seorang Kristen. Nabi Muhammad (saw) hanya bertemu dengannya sebanyak dua kali. Pertama, ketika Waraqah beribadah di Ka'bah (sebelum Nabi Muhammad menjadi nabi) dan ketika itu Waraqah mencium kening Nabi Muhammad (saw). Yang kedua adalah ketika Nabi Muhammad (saw) pergi menemui Waraqah setelah menerima wahyu pertama. Waraqah meninggal tiga tahun kemudian sementara wahyu terus-menerus turun kepada Nabi Muhammad selama periode 23 tahun. Dengan demikian, hal ini menepis anggapan bahwa Waraqah adalah sumber dari isi Al-Qur’an.
3.
Diskusi agama Nabi Muhammad (saw) dengan orang-orang Yahudi dan Kristen
Memang benar
bahwa Rasulullah berdiskusi agama dengan orang-orang Yahudi dan Kristen, tetapi
diskusi ini baru terjadi di kota Madinah, yakni lebih dari 13 tahun setelah
wahyu Qur’an yang pertama diturunkan. Tuduhan bahwa orang-orang Yahudi dan
Kristen menjadi sumber dari Qur’an adalah tidak berdasar, karena dalam diskusi
ini Nabi Muhammad-lah yang mengajarkan dan mengundang mereka masuk Islam, BUKAN
sebaliknya dimana mereka mengajarkan Nabi Muhammad tentang agama mereka. Hal
ini menunjukkan bahwa mereka telah menyimpang dari ajaran-ajaran mereka yang
sebenarnya (menyembah Tuhan Yang Maha Esa). Beberapa orang Yahudi dan Kristen ini
kemudian masuk Islam.
4. Rasulullah belajar Qur'an dari orang-orang Yahudi dan Kristen yang ia temui di luar Arab
Semua catatan sejarah menunjukkan bahwa Muhammad (saw) hanya tiga kali melakukan perjalanan ke luar Mekkah sebelum kenabiannya:
-
Pada usia 9 ia menemani ibunya ke Madinah.
-
Antara usia 9 dan 12, ia menemani
pamannya (Abu Thalib) dalam perjalanan bisnis ke Suriah.
-
Pada usia 25 ia memimpin kafilah
Khadijah r.a ke Suriah.
Jadi adalah
suatu hal yang sangat tidak masuk akal ketika beranggapan bahwa Qur'an dikarang
berdasarkan dari pertemuan dengan orang-orang Kristen atau Yahudi hanya dengan
tiga kali perjalanan seperti dijelaskan di atas.
5. Alasan logis untuk membuktikan bahwa Rasulullah tidak belajar Qur'an dari orang-orang Yahudi atau Kristen
-
Hari-hari kehidupan Nabi Muhammad s.a.w
senantiasa diperhatikan oleh orang-orang. Bahkan sebuah wahyu pun turun agar orang-orang
memberikan Rasulullah (saw) waktu sendiri di rumahnya. Jika Rasulullah bertemu
orang-orang yang memberitahunya apa yang harus dikarangnya tentang Quran, hal ini
tidak akan bisa disembunyikan untuk waktu yang lama.
-
Para bangsawan Quraisy yang masuk Islam adalah
orang-orang yang bijak dan cerdas yang akan dengan mudah melihat sesuatu yang
mencurigakan tentang bagaimana cara Rasulullah menyampaikan wahyu kepada
mereka. Apalagi misi kenabian Rasulullah berlangsung selama 23 tahun.
-
Musuh-musuh Rasulullah terus mengamati
dirinya untuk membuktikan bahwa Rasulullah adalah pembohong, namun mereka tidak
bisa menunjukkan bahkan satu kejadian saja dimana Rasulullah melakukan
pertemuan rahasia dengan orang-orang Yahudi atau orang Kristen tertentu.
-
Tidak mungkin apabila memang Quran
ditulis oleh manusia, maka manusia yang menulis Quran tersebut tidak menerima
imbalan apa-apa padahal dia telah menulis Quran yang merupakan sebuah mahakarya
yang begitu hebat.
Dengan demikian,
secara historis dan logis tidak mungkin manusia yang menciptakan ayat-ayat
Qur’an.
6. Muhammad (saw) adalah seorang buta huruf
Teori bahwa Muhammad
(saw) menulis qur'an atau menyalinnya dari sumber lain dibantah oleh fakta bahwa
ia buta huruf.
Allah bersaksi
dirinya di qur'an di surah al-Ankabut[48]: 29
"Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al
Qur'an) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan
tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar
ragulah orang yang mengingkari(mu)." [Al-qur'an 29:48]
Allah (swt) tahu
bahwa akan ada banyak orang yang meragukan keaslian Qur'an dan menganggapnya
sebagai karangan nabi Muhammad (saw). Oleh karena itu Allah Yang Maha Bijaksana
menjadikan nabi terakhir dan penutup sebagai seorang 'ummi' (buta huruf),
sehingga orang-orang tidak akan bisa sedikit pun meragukan keaslian Quran.
Tuduhan dari musuh-musuhnya bahwa ia telah menyalin Qur'an dari sumber lain tidak
berdasar. Bahkan Allah memberikan bukti-bukti lainnya bahwa memang Nabi
Muhammad adalah seorang nabi penutup dan terakhir.
Allah menegaskan
dalam Qur'an di surat al-A'raf[157]: 7
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul,
Nabi yang ummi (buta huruf) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam
Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang
ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka."
Nubuat tentang
kedatangan seorang nabi yang buta huruf (Muhammad saw) juga disebutkan dalam Bibel
di kitab Yesaya 29:12.
"dan apabila kitab itu diberikan kepada
seorang yang tidak dapat membaca." [Yesaya 29:12]
Qur'an berfirman
sebanyak 4 kali bahwa Rasulullah (saw) buta huruf. Contohnya adalah dalam surat
A'raf[158]: 7 dan dalam surat al-Jumu'ah[62]: 2
7. Tidak adanya versi Arab dari Bibel
Bibel versi Arab
tidak ada pada saat Nabi Muhammad (saw) masih hidup. Perjanjian Lama Versi Arab
tertua ditulis oleh Saadias Gaon pada tahun 900 M (lebih dari 250 tahun setelah
kematian Rasulullah (saw) tercinta). Versi Arab dari Perjanjian Baru tertua ditulis
oleh Erpenius pada tahun 1616 M (sekitar seribu tahun setelah kematian Rasulullah
(saw) tercinta).
8.
Kesamaan Qur'an dan Bibel karena sumber yang sama
Kesamaan antara Qur'an dan Bibel tidak berarti bahwa Qur’an menyalin dari Bibel. Bahkan kesamaan ini membuktikan bahwa keduanya berasal dari sumber yang sama. Dan memang semua wahyu ilahi berasal dari sumber yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tidak peduli perubahan dan kerusakan apakah yang telah terjadi dalam kitab suci Judeo-Kristen ini dan beberapa kitab suci lainnya yang lebih tua, namun masih ada beberapa ayat yang masih asli dan dengan demikian memiliki kesamaan dengan agama-agama lainnya.
Memang benar
bahwa ada beberapa kesamaan antara Qur'an dan Bibel tapi ini tidak cukup untuk
menuduh Muhammad (saw) telah menyalinnya dari Bibel. Logika yang sama dengan
demikian juga bisa diterapkan untuk ajaran Kristen dan Yudaisme, dimana
seseorang bisa saja menuduh bahwa Yesus (as) bukanlah seorang nabi yang
sebenarnya (nauddzubillah) dan bahwa
ia hanya menyalin dari Perjanjian Lama.
Kesamaan di
antara keduanya menandakan bahwa sumbernya sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
kelanjutan tentang pesan dasar tauhid (beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa). Ini
tidak berarti bahwa para nabi yang datang di zaman kemudian menjiplak dari para
nabi sebelumnya.
Jika seseorang
selama ujian telah mencontek dari orang lain, tentunya dia tidak akan menulis di
lembar jawabannya bahwa ia telah menyalin dari temannya, misalnya Mr. Xyz. Namun
di dalam Al-Qur’an kita menemukan ayat-ayat yang memberikan salam dan
penghormatan kepada semua nabi sebelumnya. Qur'an juga menyebutkan berbagai
wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada para nabi sebelumnya.
9.
Muslim beriman pada Taurat, Zabur, Injil dan Quran
Ada empat wahyu
Tuhan yang disebutkan namanya dalam Qur'an yaitu: Taurat, Zabur, Injil dan Quran.
-
Taurat, yaitu wahyu yang diberikan
kepada Musa (as).
-
Zabur, yaitu wahyu yang diberikan kepada
Daud (as).
-
Injil, yaitu wahyu yang diberikan kepada
Yesus / Isa (as).
-
Al-Qur'an yaitu wahyu yang diberikan kepada
nabi penutup dan terakhir Muhammad (saw).
Merupakan kewajiban
bagi setiap Muslim untuk beriman pada semua nabi Tuhan dan semua wahyu Tuhan. Meski
begitu, Bibel yang kita miliki sekarang terdiri dari lima kitab Perjanjian Lama
yang dikaitkan dengan Musa sementara Mazmur dikaitkan dengan Daud. Lebih
lanjut, keempat Injil (Gospel) dari Perjanjian Baru bukanlah Taurat, Zabur, atau
Injil yang dimaksud oleh Quran. Kitab-kitab Bibel yang ada sekarang mungkin
berisi sebagian dari firman Tuhan tapi kitab-kitab ini bukanlah wahyu yang
akurat dan asli seperti yang telah diberikan kepada para nabi.
Qur'an menjelaskan
bahwa semua nabi yang diutus Tuhan mempunyai misi kenabian yang sama dan pesan
dasar yang sama. Karena itu, ajaran-ajaran fundamental dari mereka tidak bisa
saling bertentangan, meskipun telah berlalu periode waktu yang cukup lama
antara nabi sebelumnya dengan nabi selanjutnya. Hal ini karena sumber dari misi
ini hanya satu: Tuhan Yang Maha Esa. Inilah sebabnya Qur'an berfirman bahwa
perbedaan yang ada di antara berbagai agama bukanlah tanggung jawab para nabi, melainkan
para pengikut nabi-nabi tersebut yang melupakan bagian-bagian yang telah
diajarkan pada mereka, dan lebih jauh lagi, mereka menyalah artikan dan
mengubah kitab suci tersebut. Dengan demikian Qur'an tidak bisa dipandang
sebagai kitab suci yang berkontradiksi dengan ajaran Musa, Yesus / Isa, dan
nabi-nabi lainnya. Sebaliknya, Qur’an menegaskan, melengkapi, dan
menyempurnakan pesan yang mereka bawa kepada kaum mereka.
Nama lain untuk
Qur'an adalah 'Furqan' yang berarti tolak ukur untuk menilai yang benar dan
salah, dan atas dasar itulah dengan Quran kita dapat menganalisis bagian-bagian
dari kitab suci sebelumnya yang dapat dianggap sebagai firman Tuhan.
10.
Perbandingan ilmiah antara qur'an dan Alkitab
Jika Anda melihat
Bibel dan Qur'an secara sekilas, Anda mungkin menemukan beberapa hal yang sama
dalam keduanya, tetapi ketika Anda menganalisis dengan teliti dan cermat, Anda
menyadari bahwa ada perbedaan di antara keduanya. Hanya berdasarkan rincian
sejarah, sulit bagi seseorang yang tidak terlalu paham dengan Kekristenan atau
Islam untuk menyimpulkan manakah kitab suci yang benar. Namun jika Anda menganalisis
kedua kitab suci ini dengan pengujian ilmiah, Anda akan menyadari mana yang
benar di antara keduanya. (Untuk pembahasan lebih lengkap, bacalah artikel berikut: 22 Bukti Bahwa Bibel Bertentangan dengan Sains Modern)
Penciptaan
alam semesta dalam enam hari
Dalam Bibel, kitab Kejadian bab 1 menjelaskan tentang penciptaan alam semesta dalam enam hari dikali 24 jam. Di sisi lain, Qur'an menjelaskan bahwa alam semesta diciptakan dalam enam ‘ayyaam.’ Kata ayyaam memiliki dua makna: Pertama, ini bisa berarti sehari dikali dua puluh empat jam. Atau yang kedua, kata ini juga bisa berarti sebuah periode atau zaman yang merupakan jangka waktu yang sangat lama.
Ketika Qur'an menjelaskan
bahwa alam semesta diciptakan dalam enam 'ayyaam', hal ini berarti bahwa langit
dan bumi diciptakan dalam enam periode yang panjang atau zaman. Dan para ilmuwan
di zaman sekarang tentu tidak keberatan dengan pernyataan ini. Sains modern
memberitahu kita bahwa penciptaan alam semesta terjadi dalam miliaran tahun,
dan hal ini bertentangan dengan Bibel yang menyatakan bahwa penciptaan alam
semesta terjadi dalam enam hari dikali dua puluh empat jam.
Matahari
diciptakan setelah siang
Bibel menjelaskan
dalam Kejadian 1: 3-5 bahwa fenomena siang dan malam diciptakan Tuhan pada hari
pertama. Cahaya yang beredar di alam semesta adalah hasil dari reaksi yang
rumit pada bintang-bintang. Dan menurut Bibel, bintang-bintang ini diciptakan
pada hari keempat (Kejadian 1: 14-19). Jadi penjelasan Bibel ini tidak logis
dan tidak ilmiah, dimana Bibel menyebutkan bahwa hasilnya (fenomena siang dan
malam) diciptakan pada hari pertama sementara penyebabnya (sumber cahayanya)
diciptakan tiga hari kemudian. Selain itu keberadaan siang dan malam sebagai pertanda
hari hanya bisa terjadi setelah bumi diciptakan dan rotasinya mengelilingi
matahari. Berbeda dengan Bibel dalam masalah ini, Qur'an tidak memberikan
urutan ilmiah dalam penciptaan. Oleh karena itu benar-benar tidak masuk akal
untuk mengatakan bahwa Muhammad Nabi (saw) menyalin ayat-ayat yang berkaitan
dengan penciptaan alam semesta dari Bibel tapi tidak ikut menyalin kesalahan
ilmiah yang tercantum dalam Bibel.
Penciptaan
matahari, bumi dan bulan
Menurut Bibel,
kitab Kejadian 1: 9-13, bumi diciptakan pada hari ketiga, dan ayat 14-19
mengatakan matahari dan bulan diciptakan pada hari keempat. Bumi dan bulan adalah
bagian dari tubuh induk, yaitu matahari. Bumi dan bulan tidak mungkin eksis
sebelum adanya matahari. Oleh karena itu penciptaan matahari setelah diciptakannya
bumi bertentangan dengan fakta ilmiah tentang pembentukan tata surya.
Tumbuh-tumbuhan
diciptakan pada hari ketiga dan matahari pada hari keempat
Menurut Bibel, kitab Kejadian 1: 11-13, tumbuh-tumbuhan diciptakan pada hari ketiga berupa tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, dan segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji. Dan selanjutnya ayat 14-19 mengatakan bahwa matahari diciptakan pada hari keempat. Bagaimana mungkin tumbuh-tumbuhan bisa hidup tanpa kehadiran matahari, seperti yang disebutkan Bibel?
Jika nabi Muhammad
(saw) memang penulis Qur'an dan telah menyalin isinya dari Bibel, bagaimana
mungkin dia bisa menghindari kesalahan ilmiah yang terdapat dalam Bibel? Jika
kita menganalisis dengan mendalam, Qur'an tidak mengandung ayat-ayat yang tidak
sesuai dengan fakta-fakta ilmiah.
Matahari
dan bulan memancarkan cahaya
Menurut Bibel,
baik matahari dan bulan memancarkan cahaya mereka sendiri. Dalam kitab Kejadian
1: 16 dikatakan, “Maka Tuhan menjadikan kedua benda penerang yang besar itu,
yakni yang lebih besar (matahari) untuk menguasai siang dan yang lebih kecil (bulan)
untuk menguasai malam.”
Ilmu pengetahuan
modern memberitahu kita bahwa bulan tidak memiliki cahaya sendiri. Cahaya bulan
berasal dari pantulan cahaya matahari. Penjelasan ini sama dengan penjelasan
Al-Qur’an bahwa cahaya bulan adalah cahaya yang dipantulkan. Bagaimana mungkin
1.400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad (saw) mengoreksi kesalahan ilmiah dalam Bibel
tentang cahaya bulan ini, dan dia tidak ikut menyalin bagian yang salah
tersebut? Ini adalah suatu hal yang mustahil.
11.
Adam (as) manusia pertama di bumi yang hidup 5.800 tahun yang lalu
Sebagaimana
silsilah Yesus Kristus yang dijelaskan dalam Bibel, dari Yesus menuju ke Abram
/ Ibrahim (as) sampai kepada manusia pertama di bumi yaitu Adam (as), diketahui
bahwa Adam hidup di bumi sekitar 5.800 tahun yang lalu:
-
1948 tahun jarak antara Adam (as) dan
Abram (as)
-
Sekitar 1800 tahun jarak antara Abram (as)
dan Yesus (as)
-
2000 tahun dari Yesus (as) sampai masa
sekarang
Bukti-bukti yang
kuat dari sumber arkeologi dan antropologi menunjukkan bahwa manusia pertama hadir
di bumi sekitar puluhan sampai ratusan ribu tahun yang lalu dan bukanlah 5.800
tahun yang lalu seperti yang dikemukakan oleh Bibel. Angka-angka ini bahkan
semakin membuat kita bingung karena faktanya kalender Yahudi sudah ada sekitar
5.800 tahun yang lalu.
Qur'an juga membahas
tentang Adam (as) sebagai manusia pertama di bumi tetapi tidak menyebutkan
tanggal atau periode kehidupannya di bumi seperti Bibel. Apa yang dikatakan
Bibel dalam hal ini benar-benar tidak ilmiah.
12.
Nuh (as) dan banjir
Penjelasan Bibel
tentang banjir yang melanda Nuh (as) dan kaumnya terdapat dalam kitab Kejadian
6: 7-8 yang menunjukkan bahwa banjir itu melanda seluruh dunia dan menghancurkan
setiap makhluk hidup di bumi, kecuali mereka yang menaiki bahtera Nuh (as). Penjelasan
Bibel menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi 1.656 tahun setelah masa Adam (as)
atau 292 tahun sebelum kelahiran Abram / Ibrahim, pada saat Nuh (as) berusia
600 tahun. Dengan demikian banjir ini kemungkinan terjadi pada tahun 21 atau 22
SM. (Untuk pembahasan lebih lengkap, silahkan baca artikel berikut: Fakta Sejarah dalam Al-Qur'an).
Kisah banjir
ini, seperti yang dijelaskan dalam Bibel, bertentangan dengan bukti-bukti
ilmiah dari sumber arkeologi yang menunjukkan bahwa dinasti kesebelas di Mesir
dan dinasti ketiga di Babilonia terus eksis tanpa pernah menghilang dalam
peradaban dan tampak bahwa tidak ada bencana alam besar yang terjadi di abad
ke-21 SM. Ini bertentangan dengan penjelasan
Bibel bahwa seluruh dunia telah terendam banjir. Berbeda dengan ini, penjelasan
dari Quran tidak bertentangan dengan bukti ilmiah atau data-data arkeologi.
Pertama, Qur'an tidak menunjukkan tanggal tertentu atau tahun terjadinya
peristiwa itu. Dan kedua, menurut Qur'an, banjir yang melanda Nuh (as) dan
kaumnya bukanlah bencana universal yang melanda seluruh muka bumi. Bahkan Qur'an
secara khusus menyebutkan bahwa banjir itu adalah musibah lokal yang hanya melanda
kaum Nuh (as).
Dengan begitu, tidak
logis untuk berasumsi bahwa Muhammad Rasulullah (saw) telah menyalin kisah
banjir dari Bibel dan mengoreksi kesalahan yang ada di dalamnya lalu mengemukakan
yang benar melalui Quran.
13.
Musa (as) dan Firaun
Kisah Musa (as)
dan Firaun sangat mirip antara Qur'an dan Bibel. Kedua kitab suci ini menjelaskan
bahwa Firaun tenggelam ketika ia mencoba untuk mengejar Musa (as) dan memimpin pasukan
Israel menyeberangi hamparan air di hadapan mereka. Qur'an memberikan informasi
tambahan di surat Yunus[10]: 92
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya
kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami!"
[Al-Qur'an 10:92]
Dr Maurice
Bucaille, setelah melakukan penelitian yang mendalam membuktikan bahwa meskipun
Ramses II diketahui telah menganiaya orang Israel sesuai dengan Bibel, ia
benar-benar meninggal saat Musa (as) tinggal di daerah Madian. Putra dari
Ramses II, Merneptah yang menggantikannya sebagai Firaun tenggelam ketika mengejar
Musa dan kaumnya. Pada tahun 1898, tubuh mumi Merneptah ditemukan di lembah
raja-raja di Mesir. Pada tahun 1975, Dr. Maurice Bucaille dengan dokter-dokter
lainnya mendapat izin untuk memeriksa mumi Merneptah. Temuannya membuktikan
bahwa Merneptah meninggal karena tenggelam. Dengan demikian ayat Alquran yang berbunyi
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran...”, telah terbukti karena jasad Firaun tersebut sekarang tersimpan
di ruang royal mummies di museum Kairo, Mesir.
Ayat Qur'an tersebut
membuat Dr. Maurice Bucaille, yang tadinya adalah seorang Kristen, kemudian
mempelajari Qur'an. Dia kemudian menulis sebuah buku berjudul the Bible, the
Qur’an and Science ', dan mengakui bahwa tidak mungkin manusia yang menulis Qur'an.
Penulisnya pastilah Tuhan. Karenanya ia memeluk Islam.
14.
Qur'an adalah kitab dari Allah
Bukti-bukti ini cukup
untuk menyimpulkan bahwa Qur'an tidak menyalin dari Bibel, melainkan Qur'an
adalah Furqaan – tolak ukur untuk menilai yang benar dan salah. Quran bisa
digunakan untuk meneliti ayat-ayat mana dari Bibel yang kemungkinan memang
benar-benar firman Tuhan.
Tuhan sendiri
bersaksi dalam surat Sujud[32]: 1-3
“Alif Lam Mim. Turunnya Al-Quraan yang tidak
ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.
Tetapi
mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad
mengada-adakannya." Sebenarnya Al-Quraan itu adalah kebenaran dari Rabbmu,
agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang
yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk."
[Al-Qur'an 32: 1-3]
Sumber : lampu islam
Baca Juga Artikel Menarika Lainny :
No comments:
Post a Comment
"Terima Kasih atas kunjungannya,silahkan tinggalkan pesan dan komentar anda"